SELAMAT DATANG PENCINTA MATEMATIKA
halaman ini menyediakan kebutuhan yang berhubungan dengan matematika
Sabtu, 22 Oktober 2022
Senin, 12 Desember 2016
Selasa, 08 November 2016
Pengembangan
Media Ajar Matematika Melalui Metode Problem Based Learning
EKA
SUSANTI
Pasca
Sarjana Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan 2016
Abstrak
Hasil survey EDI dan
PISA menunjukkan adanya kemerosotan dalam bidang pendidikan di Indonesia khususnya
dalam pembelajaran matematika. Hal ini terjadi karena berbagai faktor yang bisa
dilihat dari sudut pandang siswa maupun dari sudut pandang pendidik selaku
pengajar di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut paper ini menyajikan
pemaparan kelebihan penggunaan media dan model problem base learning dalam
rangka menghasilkan pembelajaran efektif. Berbagai penelitian menunjukkan penggabungan
media dan model PBL dalam penyampaian pembelajaran matematika dapat
menghasilkan pembelajaran yang efektif. Dengan demikian pembelajaran dengan
menggunakan media dan model tersebut dapat dijadikan salah satu solusi
meningkatkan mutu pendidikan dan menghasilkan sejumlah pemikir kreatif dan
pemecah masalah yang sangat dibutuhkan dalam persaingan dunia.
Keyword
: PBL,
media, matematika
Pendahuluan
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan nasional,
pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sistem pendidikan nasional mencita-citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-cita itu diamanahkan dalam undang-undang sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.
pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sistem pendidikan nasional mencita-citakan kecerdasan penuh yang nantinya akan dimiliki oleh semua anak bangsa melalui proses pendidikan yang dijalankan di Indonesia. Cita-cita itu diamanahkan dalam undang-undang sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.
Tetapi pada
kenyatannya,berdasarkan hasil survey Education
Development Index (EDI) terjadi kemerosotan indeks perkembangan pendidikan di
Indonesia. Laporan ini mengungkapkan bahwa dari sebanyak 127 negara. EDI
Indonesia menempati peringkat 69, Merosot dari tahun kemarin dari peringkat 65
pada tahun 2010 menjadi peringkat 69 pada tahun 2011. Sementara Malaysia berada
di urutan 65 dan Brunei di urutan 34. Brunei memang maju pesat dalam indeks
pendidikannya yang tentu saja disebabkan oleh kepedulian
pemerintah terhadap dunia pendidikan. Malaysia juga berkembang pesat dalam
pengelolaan pendidikannya, meskipun di tahun 1970-an pernah memperoleh bantuan
asistensi dalam program pendidikan tinggi dari Indonesia.
Selain
itu studi PISA melaporkan bahwa prestasi belajar matematika siswa SMP di
Indonesia tidak menggembirakan. Indonesia berada di peringkat ke-61 dari 65
negara dengan memperoleh skor 371 dari 600 skor yang diperoleh oleh siswa di
Shanghai China. Kenyataan ini menjadikan pemerintah akhirnya merubah kurikulum
yang ada menjadi kurikulum 2013 yang bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,
produktif, kreatif, dan inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.Hal ini
selaras dengan tujuan pendidikan nasional yang telah diutarakan..Banyak faktor
yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Dari sisi yang lebih
khusus yang dipandang dari prestasi siswa salah satu rendahnya prestasi belajar
siswa adalah karena guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa
menjadi pasif dalam belajar. Berdasarkan
temuan yang dilakukan dalam penelitian Sahrill,Ismail & Mundia(2014)
bahwasanya Sikap
siswa terhadap pembelajaran matematika beserta pola pikir
mereka menjadi alasan rendahnya motivasi belajar matematika.Beberapa diantara
mereka berpikir
bahwa mereka tidak pernah lulus setiap tes Matematika atau ujian, sehingga
mereka enggan mengikuti pelajaran matematika selanjutnya. Sementara itu dari hasil penelitian Akdemir & Saritas(2009) menunjukkan bahwa strategi pembelajaran dan metode, kompetensi guru dalam pendidikan matematika, dan motivasi atau konsentrasi adalah tiga faktor yang paling berpengaruh yang harus dipertimbangkan dalam keputusan desain. Merujuk dari penelitian-penelitian tersebut sudah seharusnya seorang pendidik merubah cara mengajar yang lebih efektif dari sebelumnya dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa.
Untuk menjawab pemasalahan diatas PBL merupakan metode
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi matematika dengan tepat.
Karena dari salah satu penelitian yang dilakukan oleh Mudrikah(2016)PBL
dengan bantuan computer sangat tepat digunakan sebagai alternative dalam
meningkatkan kemampuan matematika karena mampu mengkondisikan abstraksi
reflektif yang berhubungan dengan tindakan mental, proses mental process,
obyek mental dan skema pada siswa. bantuan komputer dan teknik
scaffolding memberikan stimulus lebih lanjut bagi siswa untuk
beraksi sesuai dengan harapan.
Pembahasan
Untuk
menghasilkan hasil belajar yang maksimal, pembelajaran yang efektif sangat
diperlukan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Menurut
Glenda,dan Walshaw(2009) guru yang efektif menggunakan berbagai representasi dan alat untuk pengembangan matematika untuk menunjang pembelajaran. Alat untuk mendukung dan memperluas penalaran
matematika dan pembuktian dalam berbagai bentuk termasuk sistem
bilangan, aljabar simbolisme, grafik, diagram, model,persamaan, notasi, gambar,
analogi, metafora, cerita, buku pelajaran, dan teknologi. Menurut Tilestone (2003, hal.3) sekitar 98% dari semua informasi yang masuk ke otak datang melalui indra.Sebagai tambahan Fakta lebih dari 87% dari peserta didik di kelas lebih suka belajar dengan cara visual dan taktil, dan Anda memiliki peluang kegagalan jika metode utama pengajaran hanya melibatkan indra pendengaran. Selain itu menurut Anley (2001) bahwasanya mengelola kelas adalah teori mengajar dan implikasinya dalam keseharian mengajar yang selalu beriringan. Dampak terbesar pada pengelolaan kelas yang sukses adalah mengajar yang efektif dimana siswa terlibat dalam pembelajaran.
Dalam
rangka menciptakan pembelajaran yang efektif tersebut tentunya sebuah
pembelajaran tidak lepas dari media pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh
Christine dan KU(1991) bahwasanya media mengajar sangat penting. Tanpa penerapan media pembelajaran di kelas, tak satu
pun dari teori belajar bisa dipenuhi. Tanpa
media juga akan mengambil banyak tenaga untuk menyampaikan pembelajaran yang
baik. Tidak mungkin untuk
mengkoordinasikan mengajar dengan pembelajaran tanpa menggunakan media. Meskipun menghabiskan waktu dan usaha
untuk merancang, memproduksi dan memilih media, namun hasilnya dapat berlipat
ganda. Naz Dan Akbar(2010) menyimpulkan dari kajian yang mereka peroleh,tentang bahan /media mengajar bahwasanya media yang guru hadirkan merupakan sarana yang kuat untuk membuat mereka mencapai tujuan tertentu secara efektif selama mengajar di kelas diantaranya Media membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang lebih bertahan lama, memotivasi peserta didik menjadi lebih mudah mudah, memberikan instruksi dan memungkinkan guru untuk mentransfer pengetahuan dengan cara yang terorganisir dan lebih sistematis, meningkatkan keterampilan pemahaman dan kejelasan komunikasi serta membantu dalam
proses berpikir dan daya nalar siswa., dan menghemat waktu dan energi guru.
Dalam
penggunaan media ajar tentunya dalam proses pembelajarannya tidak terlepas dari
metode yang digunakan. Dari sekian banyak metode pembelajaran yang ada, Problem
Base Learning adalah salah satu metode yang dapat dijadikan solusi yang tepat
untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif. Graaf dan Kolmos (2003) menyatakan
Pembelajaran PBL didasarkan kepada latar belakang, harapan, dan ketertarikan.
Hal ini terlihat bahwasanya siswa lebih termotivasi, dan bekerja lebih keras
dengan metode PBL dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Sementara
itu,penelitian Elder, Nariman, dan Chrispeel (2015) PBL menunjukkan bahwa siswa
menghargai kerja tim karena mereka saling membantu dalam pekerjaan mereka dan
belajar dari anggota tim lainnya, Kemudian siswa menenemukan hal menarik dan
informative dalam belajar dengan menggunakan PBL, singkatnya PBL Menantang
mereka untuk mempelajari materi dalam konteks motivasi.
Dari
sisi pendidik Penggunaan metode PBL berdasarkan penelitian padmavathy, dan Maresh, (2013) bahwa
Metode PBL lebih efektif untuk mengajar matematika. Dengan mengadopsi PBL dalam
mengajar matematika guru dapat menciptakan sejumlah pemikir kreatif, pembuat
keputusan penting, pemecah masalah yang sangat dibutuhkan bagi pesaingan dunia.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simone (2014)
yang menyimpulkan berdasarkan penelitiannya menunjukkan bahwa PBL adalah
pendekatan pedagogik yang mampu memberikan kesempatan guru sebagai pendidik
untuk memenuhi tuntutan reformasi abad 21.
Pawson
dkk(2006) menguraikan kelebihan penerapan PBL pada pembelajaran yakni pendekatan PBL yang
berpusat pada siswa, kegiatan PBL menyenangkan dan memuaskan. serta mendorong
pemahaman yang lebih besar pada siswa, dengan pengalaman PBL menilai kemampuan
mereka lebih tinggi, dan PBL mengembangkan keterampilan belajar sepanjang
hayat. Sedangkan dari sisi pengajar kelebihan PBL adalah meningkatnya kehadiran kelas,memperoleh imbalan intrinsik, mendorong
siswa untuk menghabiskan lebih banyak waktu belajar, dan mengajarkan kedisiplinan
individu
Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dikemukakan kesimpulan yang dapat
diambil adalah bahwasanya penggunaan media ajar yang digabungkan dengan metode
problem base Learning(PBL) dapat dijadikan salah satu solusi meningkatkan mutu
pendidikan karena dengan pembelajaran tersebut menghasilkan pembelajaran yang
efektif yang menciptakan sejumlah pemikir kreatif, pemecah masalah yang sangat
dibutuhkan bagi persaingan dunia.
Referensi
Anley J, (2013). Great teaching inspired learning what does
the evidence tell us about effective teaching?. NSW Departement Of Education And Communities.Sydney Australia. http://www.schools.nsw.edu.au/media/downloads/news/greatteaching/gtil_cese_research_report.pdf
Annex,(2010).The education for all development index.EFA Global Monitoring Report.UNESCO.Prancis
Christine, &
KUO L, (1991). The importance of educational media in
teaching. Buletin Of Social Education.20,
61-88
Elder A.D , (2015).
Using a brief form of a problem- base learning in a research methods class:
Perspectives of instructor and student.
Journal of university teaching and learning practice, 12(2),1-14
Glenda A,& Walshaw M.(2009). Characteristics
of effective teaching of mathematics: A
view from the West. Massey university
Newzealand.2(2), 147-164
Graaf D.E, & Kolmos A, (2003). Characteristic of
problem- base learning. International
Journal Of English and education, 19, 657-662
Guria
A,(2014).PISA 2012 result in focus:What 15 years old know and what they can do
with what they know. Organization economics Co-operation And Development
Ismail
S.F,Sahril M, & Mundia L.(2015) Factor contributing to effectife
mathematics teaching in secondary schools in brunei darussalam.Elsevier Journal.186.474-481
Mudrikah, A.
(2016). Problem-based learning associated by action-process-object-schema
(APOS) theory to enhance students’ high order mathematical thinking ability. International Journal of Research in
Education and Science (IJRES), 2(1), 125- 135.
Nariman N, &
Chrispell J, (2016). PBL in the era of reform standards: Challenge and benefits
perceived by teachers in one elementary school. Interdisciplinary Journal of Problem-base learning,10(1).www.ijpbl.org
NAZ A.A &
Akbar R.A, (2010). Use media for effective instruction its importance:Some
Consideration. Journal of Elementary
Education A Publication of Deptt. of Elementary Education IER, University of
the Punjab, Lahore – Pakistan Vol. 18(1-2), 35-40
Padmavathy
R.D & Mareesh K, (2013). Effectiveness of problem based learning in mathematics.
Internasional Multi Disiplanary e-Journal.pp.50,45-51.
http://www.shreeprakashan.com
Pawson
E, dkk,(2006).Problem base learning in geography: towards a Critical Assesment
of its purposs, benefits, and Risk.Journal
Of geography In higher education.30(01).103-116
Permendikbud
No.70 Tahun 2013.Kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah
kejuruan/madrasyah aliyah kejuruan.Jakarta
Simone
C.D,(2014). Problem-based
learning in teacher education: Trajectories of change. International Journal of Humanities
and Social Science.4,17-29
Saritas T,& Akdemir
O,(2009). Identifying factors affecting the mathematics achievement of students
for better instructional design. International Journal of Instructional Technology
and Distance Learning.6. http://www.itdl.org/Journal/Dec_09/article03.htm
Tilestone,(2003).The
importance of media in the classroom.Corwin
Press A Sage Publication Company Thousand Oaks California, 9, https://www.corwin.com/sites/default/files/upm-binaries/6635_tileston_9_ch_1.pdf
UU Republik Indonesia
No.20 pasal 3.2003. Sistem pendidikan nasional.Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)